Ads 468x60px

Pages

Jumat, 04 September 2015

Resensi Buku Udah Putusin Aja



Ketika Cinta Diartikan dengan Salah Kaprah

Judul                   : Udah Putusin Aja
Penulis                : Felix Y. Siauw
Visual                 : Emeralda Noor Achni
Penerbit              : Alfatih Press
ISBN                  : 9786021799758
Tahun terbit        : 2015
Cetakan ke-        : III, Juni 2015
Jumlah Hlm       : 180

    Apa yang berada dipikiran kalian jika mendengar kata “putus”? Pacaran kah? Yap, sebagian besar dari kita pasti berpikiran seperti itu ketika mendengar katanya. Pacaran merupakan ekspresi cinta yang merupakan bentukan dari nafsu jiwa yang agaknya belum siap untuk menikah. Banyak kalangan muda memperjuangkan hubungan yang tidak jelas tujuannya. Alhasil, tidak sedikit pula kalangan tersebut yang menyesal akibat perbuatan-perbuatan berbau zina serta menjerumuskan ke jalan neraka.

Felix Y. Siaw; merupakan Islamic Inspirator. Menggunakan media sosial sebagai salah satu media dakwah. Dia berhasil menyebarluaskan materi dakwah seperti twitter dan facebook. Felix adalah seorang mualaf. Sungguh luar biasa, dia mendapat hidayah lewat Al-quran yang merupakan kalamullah. Ringkasan dari ilmu yang terjaga di Lauf Mahfuzh. Maha Suci Allah Tuhan semesta alam.

Merambah ke dunia sastra, Felix menghasilkan sebuah buah tangan yang berjudul ‘Udah Putusin Aja’. Mengkritisi hubungan remaja, buku ini berjudul Udah Putusin Aja bukan tanpa alasan. Pasalnya, mayoritas orang melakukan aktivitas pacaran merupakan orang yang belum siap menikah. Bahkan anak yang masih berseregamkan merah putih sudah mengenal istilah “pacaran” terlebih sudah menjalaninya. Jika seperti ini yang ada, bagaimana membicarakan masalah pernikahan kepada mereka? Maka dengan judul Udah Nikahan Aja atau Yuk Nikah merupakan masalah yang berbeda.

Diawali dengan masalah realita cinta yang sudah diartikan salah kaprah dalam pacaran, penulis mengajak kita untuk memahami lagi hakikat cinta yang menjadi fitrah manusia. Cinta itulah yang memanusiakan manusia. Sekarang siapa yang menjadikan rasa cinta tersebut? Allah-lah yang menjadikan rasa cinta anatara jenis yang berlawanan, sama seperti Allah jadikan rasa cinta terhadap manusia terhadap apapun yang diinginkan didunia.

Semakin dibaca, semakin menenangkan hati. Tidak hanya ajakan untuk putus saja dan alasan mengapa pacaran dalam islam harus dihindari namun menghindari galau yang tidak menengankan hati juga diberikan dalam buku yang insyaAllah barokah.

Tidak ada istilah pacaran dalam islam. Rasulullah melarang segala jenis khalwar yang bukan mahram. Termasuk pacaran. Walaupun beda daerah, beda kota, dan beda negara pacaran tetap pacaran. Dosa akibat zina hati tersebut akan tetap mengalir serta dibarengi semakin bertumbuhnya nafsu yang tidak sehat tersebut.

Ketika ada yang berbicara “Kan pacarannya nggak ngapa-ngapain?” Hubunggannya aja dosa, ongkosnya sia-sia. Ada yang berkata jika pacaran itu dapat membawa dampak positif? Positif hamil maksudnya? Tidak ada faedah dalam segala bentuk pacaran. Ibadah yang seharusnya sampai kepada Allah dengan lancar bisa terhalang gara-gara zina yang merusak setiap akhlaq mulia dalam insan manusia.

Keunikan dalam buku ini adalah visualisasinya imbang dengan pokok masalah yang dibahas. Selain itu, ada seperti bentuk jawaban atas pernyataan-pernyataan umum tentang pacaran.
            Lelaki terhormat takkan pertaruhkan kehormatan wanita
Dia melindunginya dengan menundukkan pandangan atau mengambilnya dengan pernikahan.
Penulis membawakan pembahasan dengan gaya bahasa yang ringan dan cocok dengan kaum muda. Dengan menyetarakan tingkat bahasanya, pembaca dengan mudah meresapi nilai-nilai apa saja yang terdapat dalam dakwah tersebut. Berbicara harga dan kualitas dapat dikatan sebanding. Visuliasasi yang meriah menjadikan pembaca akan terus merasa tertarik untuk membaca.

     Kekurangan dari buku ini lebih mengarah kepada sampul buku serta pemilihan warna pink yang menjadikan kesan feminim dan dikhususkan untuk wanita. Sampul dengan warna cerah seperti itu juga mempermudah buku terlihat kotor.