Ads 468x60px

Pages

Kamis, 26 Maret 2015

Perkembangan Bumi dan Munculnya Makhluk Hidup

Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, sejarah alam semesta jauh lebih panjang dibandingkan sejarah umat manusia. Manusia baru muncul pertama kali kira – kira 3 juta tahun yang lalu, yaitu pada zaman yang disebut kala pleistosen (3.000.000 sampai 10.000 tahun yang lalu)

            Para ilmuwan meyakini bahwa terbentuknya alam semesta (termasuk bumi) adalah terjadinya apa yang disebut Big Bang (ledakan dahsyat) sekitar 12,7 miliar juta tahun yang lalu. Ledakan tunggal ini melontarkan materi dalam jumlah yang sangat besar ke segala penjuru alam semesta. Materi – materi ini kemudian mengisi alam semesta ini dalam bentuk bintang, debu kosmis, planet, meteor, energi, dan partikel lainya di alam semesta ini; ringkasnya, membentuk tata surya.

            Sebagai hadil dari lontaran dahsyat itu, bumi awalnya berbentuk gumpalan gas yang panas bdan terus – menerus berputar. Semakin lama semakin mendingin dan akhirnya membentuk bola padat. Proses ini telah berjalan cukup panjang (berevolusi), kurang lebih 2,5 miliar tahun yang lalu, hingga mencapai keadaan seperti sekarang.

            Masa pertama didunia adalah masa Arkaekum. Masa ini adalah masa tertua, masa ini diperkirakan terjadi 2,5 miliar tahun yang lalu. Pada masa ini keadaan masih labil, masih menyerupai gumpalan bola gas, dan kulit bumi juga sedang dalam prosess pembentukan. Pada masa ini belum ada tanda – tanda kehidupan karena temperatur bu,i memang masih sangat tinggi sehingga tidak memungkinkan adanya makhluk hidup.

            Masa yang ke-2 adalah Paleozoikum. Masa ini berlangsung sekitar 500-245 juta tahun yang lalu. Kemudian kondisi bumi sudah lebih stabil meskipun  secara menyeluruh belum dapat dikatakan demikian

            Masa yang ke-3 adalah Mesozoikum. Masa ini, yang disebut juga zaman sekunder atau zaman kehidupan kedua, diperkirakan berlangsung sekitar 245-65 juta tahun yang lau. Bumi sudah semakin stabil. Mulai muncul beragam hewan bertubuh besar, seperti berbagai jenis hewan reptil dinosaurus dan gajah purba atau mamut.menjelang berakhirnya masa ini, mulai muncul berbagai jenis buurung dab binatang menyusui.


            Masa yang ke-4 adalah Neozoikum. Pada masa ini hewan berukuran besar sudah mulai jauh berkurang. Masa ini dibedakan menjadi dua zaman, yaitu zaman tersier dan zaman kuarter. Zaman tersier berlangsung sekitar 60 juta tahun yang lalu. Hal terpenting pada zaman ini ialah munculnya zaman primata, seperti kera. Zaman kuarter dibagi menjadi je dalam dua kala, yaitu kala Pleistosen/Diluvium, dam kala Holosen/Aluvium. Pada kala Pleistosen diperkirakan manusia purba mulai muncul, dan para kala holosen manusia purba telah berkembang lebih sempurna lagi, yaitu jenis Homo sapiens dengan ciri – ciri seperti manusia sekarang.






Penyebaran Islam di Indonesia


Agama Islam lahir di Mekkah, Arab Saudi. Agama ini diyakini sebagai agama yang diwahyukan oleh Allah SWT melalui utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad SAW. Ia lahir pada tahun 570 M. Sejak umur tujuh tahun ia telah menjadi yatim piatu dan diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib dan selanjutnya oleh pamannya Abu Thalib. Sejak usia 12 tahun ia sering mengikuti dan membantu pamannya berdagang.

Pertama, saluran perdagangan merupakan penyebaran Islam yang paling kentara, bahkan dapat dikatakan sebagai saluran pertama dan utama dalam penyebaran awal Islam. Menurut Tome Pieres, sekitar abad ke-7 sampai abad ke-16 lalu lintas perdagangan yang melalui Indonesia sangat ramai. Dalam proses ini, pedagang Nusantara dan pedagang asing (Islam) dari Gujarat dan timur tengah (Arab dan Persia) bertemu saling bertukar pengaruh.

Kedua, melaui jalur perkawinan. Pedagang-pedagang itu menetap dan menikah kepada perempuan pribumi, putra-putri bangsawan (Adipati), dan bahkan dengan keluarga anggota kerajaan. Hal ini berdampak positif bagi perkembangan Islam: (keluarga) pedagang atau ulama itu mensyaratkan perempuan idamannya untuk  mengucapkan dua kalimat Syahadat terlebih dahulu. Anak-anak hasil pernikahan itu pun cenderung mengikuti agama Islam yang dianut orang tuanya.

Kemudian,  melalui jalur pendidikan. Perkembangan Islam yang semakin luas mendorong munculnya para ulama dan mubalig. Para ulama dan mubalig menyebarkan Islam melalui pendidikan dengan mendirikan pondok-pondok pesantren di berbagai daerah. Di pondok-pondok pesantren, kaum muda (santri) dari berbagai daerah dan kalangan menimba pengetahuan tentang Islam. Mereka lalu kembali ke daerah asal mereka lalu menyebarkan ajaran-ajaran yang mereka dapat di pesantren tentang agama Islam kepada khalayak. Saluran ini sangat efektif bagi penyebaran agama Islam.

Selanjutnya, melalui ajaran Tasawuf (ketuhanan). Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah bercampur dengan mistik atau hal-hal yang bersifat magis. Ahli-ahli tasawuf biasanya memiliki kekuatan magis dan keahlian dalam bidang pengobatan. Kata “tasawuf” sendiri sebenarnya bersal dari kata “sufi” yang berarti kain wol yang terbuat dari bulu domba; istilah ini muncul karena para ahli tasawuf biasanya  memakai jubbah yang terbuat dari wol. Ajaran tasawuf ini diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13, tetapi baru berkembang pesat sekitar abad ke-17.

Kelima, melalui jalur dakwah. Penyebaran Islam ini tidak dapat dilepaskan dari peranan para pendakwah (wali). Ada sembilan wali yang menyebarkan Islam di Indonesia dengan cara berdakwah, yang disebut Walisongo mereka berasal dari dalam dan luar negeri.

Terakhir, melalui jalur kesenian. Perkembangan Islam melalui kesenian ialah dengan memaikan wayang (oleh Sunan Kalijaga) yang menceritakan tentang Islam. Kemudian lagu-lagu dengan syair nasihat dan dasar-dasar Islam.